Official Logo Safin Patin Football Academy (Sumber: Official Instagram @safinpatifa) PATI - Football Academy dengan konsep Boarding S...
Official Logo Safin Patin Football Academy (Sumber: Official Instagram @safinpatifa) |
PATI - Football Academy dengan konsep Boarding School di Indonesia saat ini masih sangat minim jumlahnya. Selain butuh konsistensi total, nilai investasi yang harus dikucurkanpun tidak mungkin sedikit, apalagi jika harus mengikuti standar internasional.
Safin Pati Football Academy (SPFA) adalah salah satu Football Academy di Pati, Jawa Tengah, yang telah berhasil mewujudkan itu semua. Sebuah Football Academy dengan standar internasional dan diatas rata-rata untuk ukuran di Indonesia, bahkan boleh dibilang sangat ideal karena hampir menyerupai konsep Football Academy di Eropa.
Tidak tanggung-tanggung, Football Academy milik Saiful Arifin ini, membangun fasilitas Football Academy dengan standar internasional. Selain memiliki 3 (tiga) lapangan Sepak Bola dengan standar FIFA, SPFA juga akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas kelas atas yang sangat mendukung, diantaranya Kolam Renang, Sport & Gym, Fasilitas Fisioterapi, Asrama Siswa/ Siswi yang berkapasitas hingga 500 orang, Hotel dan berbagai macam sarana pendukung lainnya.
Dalam rangka mewujudkan mimpinya ini, Saiful Arifin menggandeng Coach Rudy Eka Priyambada, mantan pelatih klub Persebaya dan PS Tira Persikabo (sekarang Persikabo 1973). Ia juga pernah beberapa kali melatih klub diluar negeri seperti di Australia (Monbulk Rangers) dan di Bahrain (Al Najma). Beliau dipercaya sebagai partner dan ditunjuk langsung sebagai Chief Executive Officer (CEO) SPFA oleh Saiful Arifin. Selain itu, Coach Rudy juga didampingi oleh beberapa pelatih kenamaan lainnya yang juga telah sangat berpengalaman malang melintang di liga profesional papan atas Indonesia. Hal-hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa Saiful Arifin memiliki komitmen serius dan tidak main-main dalam membangun SPFA ini.
Kepada SOCCERPEDIA.id, Coach Rudy mengungkapkan latar belakang mengapa SPFA ini akhirnya didirikan. "Berawal dari kegelisahan Pak Saiful Arifin sebagai pemilik klub Persipa Pati - Liga 3 yang nihil prestasi, bahkan banyak pemain asal Pati sendiri yang malah bermain diluar Pati. Saya menyampaikan bahwa kuncinya adalah proses pembinaan sejak usia dini (grassroots), yang selama ini belum dimiliki oleh Pati" Ujar Coach Rudy yang juga sempat menangani Persipa Pati ini.
Mengakomodiir hasil diskusi tersebut, Saiful Arifin akhirnya bekerjasama dengan Coach Rudy untuk mendirikan SPFA, bahkan dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang tergolong sangat mewah untuk standar di Indonesia. "Awalnya hanya 2 (dua) lapangan Sepak Bola dengan rumput natural yang akan dibangun, namun dalam perjalanan setelah sempat berdiskusi dan bertemu langsung dengan Muli Munial (agen pemain Evan Dimas, Hansamu Yama dan lain-lain), akhirnya kami sepakat untuk menambah 1 (satu) lagi lapangan Sepak Bola dengan rumput sintetis guna mengantisipasi tingkat kerusakan rumput natural akibat intensifnya tingkat pemakaian", sambung Coach Rudy.
Mengakomodiir hasil diskusi tersebut, Saiful Arifin akhirnya bekerjasama dengan Coach Rudy untuk mendirikan SPFA, bahkan dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang tergolong sangat mewah untuk standar di Indonesia. "Awalnya hanya 2 (dua) lapangan Sepak Bola dengan rumput natural yang akan dibangun, namun dalam perjalanan setelah sempat berdiskusi dan bertemu langsung dengan Muli Munial (agen pemain Evan Dimas, Hansamu Yama dan lain-lain), akhirnya kami sepakat untuk menambah 1 (satu) lagi lapangan Sepak Bola dengan rumput sintetis guna mengantisipasi tingkat kerusakan rumput natural akibat intensifnya tingkat pemakaian", sambung Coach Rudy.
Aksi Coach Rudy saat melatih anak didik SPFA (Sumber: Official Instagram @rudyekapriyambadapro) |
Sementara itu, terkait dengan konsep edukasi yang terintegrasi dengan Football Academy, Coach Rudy mengungkapkan: "Sebelum menjadi pelatih Sepak Bola profesional, saya ini adalah seorang guru pada International School, seperti ACS International School dan Jakarta International School (JIS). Jadi berdasarkan pengalaman saya sebagai guru selama ini, sistem pendidikan dengan kurikulum Singapore adalah kurikulum yang paling sesuai dan akan kami pilih untuk anak-anak didik SPFA. Selain itu kami juga mempersiapkan berbagai macam pendampingan kejuruan yang fokus terhadap bidang-bidang tertentu melalui model pembelajaran home schooling, layaknya Footbal Academy di Eropa. Jika saja tidak bernasib baik untuk menjadi pemain Sepak Bola profesional, mereka tetap memiliki keahlian sebagai bekal kehidupan di masa depan", ungkap Coach Rudy.
"Menjadi pemain Sepak Bola juga tidak mungkin akan selamanya, jadi bekal pendidikan tetap diperlukan. Adakalanya pensiun sebelum waktunya karena resiko cedera, atau sebab-sebab lainnya. SPFA berusaha mengantisipasi hal-hal tersebut, agar anak-anak didik kami tetap bisa survive meskipun kelak tidak menjadi pemain Sepak Bola profesional. SPFA juga memberikan cukup bekal pelajaran Agama bagi anak-anak didiknya. Untuk muslim misalnya, mereka telah menyiapkan program Tahfizd Al-Quran, sementara itu untuk anak-anak dengan latar belakang agama selain muslim juga dibekali khusus sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.", ungkap Coach yang pernah melatih di Bahrain dan Australia ini.
"Seluruh anak didik SPFA akan mendapatkan bekal pendidikan Sepak Bola layaknya Football Academy profesional dengan tetap mengadopsi Finalesia Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai rujukan utama pendidikan Sepak Bola di Indonesia. Dimana dominasi keseharian mereka adalah belajar Sepak Bola, mulai dari teori hingga praktik. Satu hal yang membedakan SPFA dengan Football Academy lainnya adalah, kami juga membekali mereka kemampuan teknis analisis Sepak Bola melalui Audio-Visual Tools", tambah Coach Rudy.
Dengan fasilitas dan training ground yang mereka miliki saat ini, menjadikan SPFA salah satu yang terbesar dan terlengkap di Indonesia. Soft launching pada bulan Januari 2020 lalu sudah ada sekitar 8 orang anak didik pindahan yang langsung masuk SPFA, sementara itu jumlah anak didik angkatan baru pada bulan Juli 2020 ini, meskipun masih dalam kondisi Pandemi CoVID-19, namun tetap bisa mencapai sesuai target, yaitu sekitar 40 orang. Uniknya, hanya 1% saja yang berasal dari daerah Pati, sisanya merupakan siswa/ siswi asal luar daerah Pati seperti dari Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya, Medan, Manado, bahkan hingga dari Papua.
"Tidak ada persyaratan khusus bagi orang tua yang tertarik dan ingin mendaftarkan anak-anaknya ke SPFA, karena tujuan kami adalah benar-benar akan melakukan pembinaan individu (bukan tim) sedari awal (usia dini) agar bisa menciptakan generasi pesepakbola nasional yang kelak bisa menjadi pemain profesional, baik ditanah air maupun dunia internasional. Kami tidak bisa memberikan janji apapun, semua akan kembali kepada individu dan bakatnya masing-masing, tugas kami hanya menyiapkan pendidikan Sepak Bola terbaik, tentunya dengan fasilitas yang sangat mendukung, juga sesuai dengan standar internasional", sambung Coach Rudy.
"Khusus warga Pati akan ada kebijakan soal biaya masuk pendidikan di SPFA, kedepannya kami akan lihat progress per individu dan memberikan beberapa kompensasi pemotongan biaya hingga program beasiswa melalui orang tua asuh, sponsor atau klub profesional, bagi mereka yang benar-benar memiliki potensi dan bakat dalam bidang Sepak Bola. Harapan kami kedepannya mereka bisa menjadi bagian dari tim Elite Pro Academy (EPA) yang nantinya bisa bermain di liga profesional, Timnas, bahkan Dunia", tambahnya.
Sementara itu, slogan SPFA terkait dengan "Better Coach Better Players" juga dibuktikan dengan meng-hire para instruktur serta pelatih berpengalaman dan memiliki lisensi A dan B AFC. Soal instruktur ini, juga menjadi salah satu keunggulan SPFA jika dibandingkan dengan Football Academy serta Sekolah Sepak Bola (SSB) lainnya di Indonesia, yang biasanya atau pada umumnya hanya memiliki lisensi kepelatihan pada level D atau level C.
"SPFA juga memiliki visi untuk menjadikan Football Academy mereka sebagai "Home of Football Camp". Jadi jika sebelumnya klub-klub asal Indonesia yang rajin melakukan Training Camp keluar negeri, kali ini giliran SPFA yang akan mendatangkan mereka ke Indonesia, karena fasilitas yang kami miliki saat ini boleh dibilang mirip dan mampu bersaing dengan yang ada di luar negeri", lanjut Coach Rudy.
"Pengalaman dan networking saya selama diluar negeri juga akan memberikan sebuah peluang bagi pertumbuhan football industry di Indonesia, khususnya untuk SPFA. Kerjasama juga sangat memungkinkan kita lakukan agar SPFA ini tidak hanya menjadi pusat pembinaan Sepak Bola saja, tapi lebih jauh dari itu, kami juga membuka peluang untuk tumbuh dan berkembangnya Sport Tourism yang saat ini memang sedang difokuskan oleh pemerintah", ujarnya.
"Untuk saat ini, kami tidak ingin berpikir terlalu jauh, kami hanya ingin fokus pada pembinaan Sepak Bola. Program-program yang kami rancang di SPFA ini juga berusaha untuk membina anak-anak didik kami agar bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik secara karakter, dan pastinya kami tidak ingin mengecewakan amanah yang telah diberikan oleh orang tua kepada SPFA", tutup Coach Rudy mengakhiri wawancara melalui telepon dengan SOCCERPEDIA.id. (Author: Yul)
Info Detail:
SMP & SMA Safin Pati Football Academy (SPFA)
Desa Mojoagung, Trangkil, Pati, Jawa Tengah
Pendaftaran: 085772709725 (Aziz)
IG @safinpatifa
"Menjadi pemain Sepak Bola juga tidak mungkin akan selamanya, jadi bekal pendidikan tetap diperlukan. Adakalanya pensiun sebelum waktunya karena resiko cedera, atau sebab-sebab lainnya. SPFA berusaha mengantisipasi hal-hal tersebut, agar anak-anak didik kami tetap bisa survive meskipun kelak tidak menjadi pemain Sepak Bola profesional. SPFA juga memberikan cukup bekal pelajaran Agama bagi anak-anak didiknya. Untuk muslim misalnya, mereka telah menyiapkan program Tahfizd Al-Quran, sementara itu untuk anak-anak dengan latar belakang agama selain muslim juga dibekali khusus sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.", ungkap Coach yang pernah melatih di Bahrain dan Australia ini.
"Seluruh anak didik SPFA akan mendapatkan bekal pendidikan Sepak Bola layaknya Football Academy profesional dengan tetap mengadopsi Finalesia Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai rujukan utama pendidikan Sepak Bola di Indonesia. Dimana dominasi keseharian mereka adalah belajar Sepak Bola, mulai dari teori hingga praktik. Satu hal yang membedakan SPFA dengan Football Academy lainnya adalah, kami juga membekali mereka kemampuan teknis analisis Sepak Bola melalui Audio-Visual Tools", tambah Coach Rudy.
Salah satu fasilitas lapangan Sepak Bola SPFA (Sumber: Official Instagram @safinpatifa) |
Dengan fasilitas dan training ground yang mereka miliki saat ini, menjadikan SPFA salah satu yang terbesar dan terlengkap di Indonesia. Soft launching pada bulan Januari 2020 lalu sudah ada sekitar 8 orang anak didik pindahan yang langsung masuk SPFA, sementara itu jumlah anak didik angkatan baru pada bulan Juli 2020 ini, meskipun masih dalam kondisi Pandemi CoVID-19, namun tetap bisa mencapai sesuai target, yaitu sekitar 40 orang. Uniknya, hanya 1% saja yang berasal dari daerah Pati, sisanya merupakan siswa/ siswi asal luar daerah Pati seperti dari Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya, Medan, Manado, bahkan hingga dari Papua.
"Tidak ada persyaratan khusus bagi orang tua yang tertarik dan ingin mendaftarkan anak-anaknya ke SPFA, karena tujuan kami adalah benar-benar akan melakukan pembinaan individu (bukan tim) sedari awal (usia dini) agar bisa menciptakan generasi pesepakbola nasional yang kelak bisa menjadi pemain profesional, baik ditanah air maupun dunia internasional. Kami tidak bisa memberikan janji apapun, semua akan kembali kepada individu dan bakatnya masing-masing, tugas kami hanya menyiapkan pendidikan Sepak Bola terbaik, tentunya dengan fasilitas yang sangat mendukung, juga sesuai dengan standar internasional", sambung Coach Rudy.
"Khusus warga Pati akan ada kebijakan soal biaya masuk pendidikan di SPFA, kedepannya kami akan lihat progress per individu dan memberikan beberapa kompensasi pemotongan biaya hingga program beasiswa melalui orang tua asuh, sponsor atau klub profesional, bagi mereka yang benar-benar memiliki potensi dan bakat dalam bidang Sepak Bola. Harapan kami kedepannya mereka bisa menjadi bagian dari tim Elite Pro Academy (EPA) yang nantinya bisa bermain di liga profesional, Timnas, bahkan Dunia", tambahnya.
Beberapa pelatih yang telah bergabung dengan SPFA (Sumber: Official Instagram @safinpatifa) |
Sementara itu, slogan SPFA terkait dengan "Better Coach Better Players" juga dibuktikan dengan meng-hire para instruktur serta pelatih berpengalaman dan memiliki lisensi A dan B AFC. Soal instruktur ini, juga menjadi salah satu keunggulan SPFA jika dibandingkan dengan Football Academy serta Sekolah Sepak Bola (SSB) lainnya di Indonesia, yang biasanya atau pada umumnya hanya memiliki lisensi kepelatihan pada level D atau level C.
"SPFA juga memiliki visi untuk menjadikan Football Academy mereka sebagai "Home of Football Camp". Jadi jika sebelumnya klub-klub asal Indonesia yang rajin melakukan Training Camp keluar negeri, kali ini giliran SPFA yang akan mendatangkan mereka ke Indonesia, karena fasilitas yang kami miliki saat ini boleh dibilang mirip dan mampu bersaing dengan yang ada di luar negeri", lanjut Coach Rudy.
"Pengalaman dan networking saya selama diluar negeri juga akan memberikan sebuah peluang bagi pertumbuhan football industry di Indonesia, khususnya untuk SPFA. Kerjasama juga sangat memungkinkan kita lakukan agar SPFA ini tidak hanya menjadi pusat pembinaan Sepak Bola saja, tapi lebih jauh dari itu, kami juga membuka peluang untuk tumbuh dan berkembangnya Sport Tourism yang saat ini memang sedang difokuskan oleh pemerintah", ujarnya.
"Untuk saat ini, kami tidak ingin berpikir terlalu jauh, kami hanya ingin fokus pada pembinaan Sepak Bola. Program-program yang kami rancang di SPFA ini juga berusaha untuk membina anak-anak didik kami agar bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik secara karakter, dan pastinya kami tidak ingin mengecewakan amanah yang telah diberikan oleh orang tua kepada SPFA", tutup Coach Rudy mengakhiri wawancara melalui telepon dengan SOCCERPEDIA.id. (Author: Yul)
Info Detail:
SMP & SMA Safin Pati Football Academy (SPFA)
Desa Mojoagung, Trangkil, Pati, Jawa Tengah
Pendaftaran: 085772709725 (Aziz)
IG @safinpatifa
SOCCERPEDIA.id - all things about soccer
(kanal berita kekinian dengan sudut pandang jaman now)
COMMENTS