Ilustrasi Photo by UCAM Football Academy BANDUNG - Big Thank You ! Buat kalian semua yang sudah baca artikel Part-1 yang telah di...
BANDUNG - Big Thank
You! Buat kalian semua yang sudah baca artikel Part-1
yang telah di-posting beberapa waktu yang lalu, sekarang kita
lanjutkan ke Part-2 kuy!
Selain dari 2 (dua) aspek yang sudah Coach sebutkan pada Part-1, yaitu soal PLAYER-FIRST dan RESPECT, masih ada beberapa perbedaan yang cukup mencolok antara Youth Player Development di Indonesia dan Jepang. Salah satu yang sangat mencolok, dan juga sangat penting sekali menurut Coach Nacho adalah Indepencendy (kemandirian) dari setiap pemain.
Okay, kita mulai dari hal yang paling kecil dulu. Sebelum mulai latihan, di Indonesia masih banyak banget (ternasuk di UCAM Indonesia Football Academy-pun masih ada beberapa kok) pemain yang barang-barangnya harus disiapin semua sama orang tuanya, hayo ngaku semua, bener gak??... Masih banyak banget pemain yang suka kelupaan kaos kaki lah, celana lah, kadang-kadang seragam pun juga kelupaan, alasannya simple? “Mamah lupa masukin ke tas latihan!”
Kalau di Jepang, rata- rata semua anak sudah mandiri, siapin barang sendiri, bersihin barang sendiri, rawat barang sendiri, hal ini akan melatih setiap pemain untuk mengerti dari kata RESPONSIBILITY. Percaya atau tidak, rasa tanggung jawab ini akan sangat berpengaruh besar dengan performa setiap pemain saat bermain di lapangan (akan dibahas secara detail dibawah).
Lanjut ke step berikutnya, sebelum latihan di mulai, apa setiap anak prepare alat-alat latihan? UCAM Indonesia Football Academy sudah membiasakan setiap anak untuk mempersiapkan semua alat latihan, mulai dari bola, cone, marker, dan alat-alat terkait lainnya di dalam lapangan sebelum latihan dimulai. Bahkan untuk mengecek tekanan angin dari setiap bola-pun pemain yang persiapkan. Sejauh Coach melatih di Indonesia, pada awalnya pasti semua pemain cuma persiapkan diri sendiri, tanpa memikirkan alat alat latihan. Balik lagi, RESPONSIBILITY dari setiap pemain akan di uji dengan hal ini.
Setelah latihan? Yang penting hari ini capek, keringatan, ganti baju, ngobrol-ngobrol sebentar, lalu pulang. Ini rutinitas yang paling banyak Coach temui selama melatih di Indonesia. Ada yang inisiatif hitung bola? Kumpulin marker dan cone? Kemungkinan keciiiiiil banget, hanya ada 1 atau 2 orang pemain yang punya inisiatif seperti ini (yah, kemungkinannya sama kaya Tajikistan bisa juara World Cup, mungkin ya!.. ha..ha..). Para pemain UCAM Indonesia Football Academy mungkin sudah kenyang diingatkan sama pelatih-pelatihnya buat hal ini ya. RESPONSIBILITY!
Ilustrasi Photo by UCAM Indonesia Football Academy |
Next, MENGHARGAI WAKTU. Mungkin masalah ini ada di semua aspek Sepak Bola Indonesia. Sebagai ilustrasi: “Hari Kamis kita latihan di Lapangan Arcici jam 4 sore ya, jangan terlambat!” “Siap Coach!” Result: Benar jam 4 sore sudah hadir, tapi muncul-in mukanya yang jam 4 sore, sementara masih mengenakan baju dan perlengkapan sekolah.
Latihan dimulai jam 4 sore, berarti normalnya, paling tidak 10 menit sebelum latihan, atau jam 3:50 sore semua pemain sudah ada dilapangan, ganti baju, persiapan dan lain-lain. Tepat jam 4 sore sudah benar-benar ready di lapangan. Ga masalah teknisnya gimana, idealnya jam 4 tepat semua pemain harus sudah berada di lapangan, dan training session sudah bisa dimulai (sebenarnya, mau jam 4 baru nongol-pun tidak masalah, jika dari sekolah sudah lengkap mengenakan baju latihan, lengkap dengan sepatu bola).
Sekolah Sepak Bola (SSB) dan Academy di Indonesia, sebagian besar memakai lapangan dengan cara menyewa. Jadi, kalau memang sewanya jam 4 sampai dengan jam 6 sore, mau ada anaknya presiden yang ikut Latihan di SSB tersebut-pun, latihan tetap harus berakhir. Toh, itu sudah jad aturan main dari para pemilik lapangan.
2 (dua) jam yang sangat-sangat berharga itu, sayangnya belum bisa dirasakan oleh pemain-pemain di Indonesia (bahkan di beberapa SSB atau Academy, pelatih dan asistem pelatihnya pun biasa terlambat, seakan itu merupakan hal yang sangat normal). Perlu diingat pepatah “Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Sprint”, nah masalahnya di Indonesia ini masih banyak Guru yang terlambat kencingnya, jadi muridnya juga ga kencing-kencing (kok jadi ngomongin kencing sih!..he..he..). Intinya, kalau semua pemain dan pelatih sudah paham betapa berharganya waktu 2 (dua) jam selama latihan tersebut, pasti hal-hal seperti ini bisa diperbaiki.
Do you know? Mayoritas dari para pemain Jepang (baik pemain muda maupun pemain senior) selalu datang ke tempat latihan, paling tidak 15 menit lebih awal. Untuk apa? Karena mereka semua sangat paham dan mengerti waktu yang mereka perlukan untuk persiapan diri disuruh-pun mereka sudah bisa langsung ke lapangan untuk memulai persiapan alat-alat sendiri dan persiapan latihan. Selesai mempersiapkan diri sendiri, tanpa latihan.
2 (dua) hal simple tapi punya impact yang sangat besar ke setiap karakter pemain. RESPONSIBILITY memiliki peran penting di dalam karakter bermain dari setiap pemain. Pemain yang punya rasa tanggung jawab yang tinggi, akan menghargai setiap bola yang datang ke kakinya, dan akan mengambil keputusan terbaik di setiap scene pertandingan. Semua keputusan yang diambil tidak akan sembarangan, penuh pertimbangan, dan sebisa mungkin tidak merugikan tim secara keseluruhan.
Sebagai contoh, pemain dengan tingkat RESPONSIBILITY yang tinggi, tidak akan melakukan passing ke pemain lain yang sedang di marking ketat oleh pemain lawan, karena kemungkinan besar akan kehilangan bola, walaupun dia sendiri dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
Contoh lainnya adalah disaat tim sedang kehilangan bola, pemain dengan tingkat RESPONSIBILITY yang tinggi akan melakukan pressing untuk merebut bola kembali, atau dalam kondisi yang tidak menguntungkan, pemain tersebut mampu untuk re-organize pemain lain untuk bisa merebut kembali bola.
Tidak akan ada kata-kata passing yang “kayanya nyampe deh”, “kayanya dia larinya cepet, jadi agak jauh juga ga papa”, “kayanya dia ada disana”. Semua kata “kayanya” benar-benar harus di eliminasi. Terlebih dari itu semua, dengan memiliki RESPONSIBILITY, pemain tersebut akan memberikan 100% performa terbaiknya, baik itu dalam sesi latihan, maupun saat pertandingan. Butuh-kan pemain seperti itu??.. (Author: Coach Christian “Nacho” Pradipta, Head Coach UCAM Indonesia Football Academy)
* Ikuti terus sharing pengetahuan berikutnya (Part-3) terkait dengan dunia Sepak Bola oleh
Head Coach UCAM Indonesia Football Academy, Coach Christian “Nacho” Pradipta ya guys!
Check it out artikel Part-1 melalui link dibawah ini:
SOCCERPEDIA.id - all things about soccer
(kanal berita kekinian dengan sudut pandang jaman now)
COMMENTS